Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Jumat, 18 September 2009

Cicak VS Buaya.....Sapa yang menang ?

Diposting oleh Firman Mulyadi

Konflik antara Polri dan KPK, yang menjadi isu hangat di masyarakat sebagai drama ’Cicak vs Buaya’ kembali memanas. Kedua lembaga penegak hukum itu saling membongkar keterlibatan oknum pejabat mereka dalam kasus-kasus penyalahgunaan kewenangan dan jabatan.

Hari ini, Polisi memeriksa tiga orang Komisi Pemberantasan Korupsi. Termasuk diantaranya Kepala Biro Hukum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Khaidir Ramli. Mereka diperiksa terkait dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Wakil Ketua Bidang Penindakan, Chandra M Hamzah.

“Saya dimintai keterangan oleh penyidik sesuai dengan surat panggilan disebutkan penyalahgunaan wewenang yang diduga dilakukan CMH (Chandra M Hamzah),” kata Kepala Biro Hukum KPK, Khaidir Ramli, usai diperiksa di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (10/09) siang.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Bibit Samad Riyanto mengungkapkan saat ini polisi membidik KPK dalam dua kasus. Yakni dugaan pemerasan dan penyalahgunaan wewenang. Kasus dugaan pemerasan ini mencuat dari testimoni Ketua KPK nonaktif Antasari Azhar. Dalam testimoninya, Antasari mengaku telah bertemu dengan Anggoro di Singapura. Dalam pertemuan itu, Anggoro mengaku telah dimintai sejumlah uang oleh oknum KPK. Anggoro menyebutkan nama pimpinan, direktur, penyidik, dan sopir KPK ikut menikmati uang itu. Terkait kasus ini, polisi sudah menjerat satu tersangka, yakni Ari Muladi. Ari dijerat tiga pasal yaitu pasal 263 KUHP tentang pemalsuan surat, pasal 372 KUHP tentang penggelapan, dan pasal 378 KUHP tentang penipuan.
Suap itu dilakukan karena Anggoro diduga terlibat dengan kasus Sistem Komunikasi Radio Terpadu yang saat ini tengah diusut KPK. Anggoro yang berstatus buronan itu sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Sedangkan kasus dugaan penyalahgunaan wewenang itu terkait dengan pemberian cekal kepada Anggoro. KPK pada 2008 mencekal Anggoro terkait kasus dugaan suap proyek Pelabuhan Tanjung Api-Api dengan tersangka anggota dewan Yusuf Erwin Faishal. Sementara itu seorang pejabat Polri, Komjen Pol Susno Duaji malah dibidik oleh KPK diduga terlibat dalam kasus Bank Century. Sebelumnya, KPK mengatakan akan mengkaji keterlibatan Susno Duaji dalam kasus Bank Century. “Kita akan kaji sindikasi apakah SD ini terlibat,” ujar Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan Bibit Samad Riyanto di KPK, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (9/9). Sejak sebulan yang lalu nama SD (diduga Susno Duaji) dikait-kaitakan dengan Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Susno Duaji. Namun Susno membantahnya dan dia hanya mengatakan bahwa ponselnya disadap. Susno tahu dirinya disadap karena Polri memiliki alat canggih untuk mendeteksi penyadapan. Sayangnya Susno tidak mau menyebut institusi mana yang menyadapnya. Susno hanya menyebut ‘cicak kok berani melawan buaya. 
Namun di tengah berbagai polemik tersebut, kita sedang menyaksikan bahwa KPK sedang di serang dari berbagai sudut, mulai dari berbagai kewenangan yang akan di lucuti oleh DPR, sampai tuduhan penyalahgunaan wewenang oleh kepolisian. Dalam kasus ini anggota KPK di di tuduh melakukan penyalahgunaan wewenang/kekuasaan itu terkait dengan pemberian cekal kepada Anggoro. KPK pada 2008 mencekal Anggoro terkait kasus dugaan suap proyek Pelabuhan Tanjung Api-Api dengan tersangka anggota dewan Yusuf Erwin Faishal. Di dalam UU KPK di beri wewenang untuk dapat melakukan pencekalan/penyadapan dalam rangka kepentingan penyidikan/penyelidikan, namun apabila dalam pelaksanaan kewenangan tersebut ada penyalahgunaan wewenang, maka mekanisme hukum yang harus di tempuh adalah pra peradilan, dan yang harus mem pra pradilan kan KPK tentu adalah pihak yang merasa di rugikan atas penyalahgunaan wewenang tersebut, bukan nya polisi melainkan orang yang telah di cekal tersebut, jadi tidak relevan kalau para pimpinan KPK di jadikan tersangka dalam kasus penyalahgunaan wewenang oleh kepolisian. Kalau para pimpinan KPK tersebut di jadikan tersangka atas kasus dugaan suap, itu rasional dan memang ranah polisi. Namun kalau para pimpinan KPK di jadikan tersangka dalam kasus penyalahgunaan wewenang oleh kepolisian atas kasus cekal tersebut, itu menjadi aneh...


Sabtu, 29 Agustus 2009

GANYANG MALAYSIA

Diposting oleh Firman Mulyadi

Hari ini, Selasa 2 Juni 2009, suasana konfrontatif antara Indonesia dan Malaysia kembali membara. Pemicunya adalah provokasi kapal Kepolisian Diraja Malaysia ke wilayah perairan Indonesia di blok Ambalat. Media cetak, elektronik, online, memberitakan ulah negeri jiran yang “keterlaluan”. Tak ayal, tidak hanya blogger... tidak sedikit masyarakat yang terbakar amarah, dan siap “ganyang Malaysia”.

bendera Indonesia

Sontak seorang sahabat memintaku mengilas balik sejarah “Ganyang Malaysia”, sejarah Bung Karno mengobarkan perang terhadap “boneka British”. Bahkan bila perlu, dikilas balik ke saat di mana Perdana Menteri Inggris Harold McMilan dan Perdana Menteri Malaysia Tungku Abdul Rahman merancang “Proyek Malaysia” dalam perundingan di London Oktober 1961 dan dilanjutkan Juli 1962. Bung Karno meradang. Sebab, proyek nekolim itu memang sengaja dibentuk untuk “mengerangkeng”, “memojokkan” dan melumpuhkan kekuatan Indonesia (baca: Bung Karno). Fakta di lapangan, bahkan Rakyat Malaysia sendiri menolak negeri boneka Malaysia bentukan Inggris. Sebab, itu berarti memperpanjang cengkeraman Inggris di negeri semenanjung itu. Mereka bahkan lebih memilih bergabung dengan Indonesia daripada Malaysia tetap dicengkeram Inggris.

malaysia20flagItu hanya sekilas latar belakang konfrontasi Indonesia – Malaysia yang dikobarkan Bung Karno dengan jargon “Ganyang Malaysia”, “Ini Dadaku, Mana Dadamu”…. Saya sendiri merasa tidak terlalu tertarik menguak kembali kisah itu. Sebab, literatur “Konfrontasi Indonesia – Malaysia” terlalu banyak bisa kita jumpai secara online. Artinya, kalau saya ungkap kembali sejarah tadi di blog ini, maka hanya sedikit manfaat yang bisa dipetik dari tulisan itu. Sebab, yang terjadi kemudian hanyalah copy-paste, pengulangan…. Lantas, kalau itu yang saya lakukan, untuk apa pula Anda mengunjungi blog ini? Sampailah saya pada upaya telaah pustaka, mencari sesuatu yang –setidaknya bagi saya– adalah hal baru. Tertumbuklah mata saya pada buku yang belum lama saya jadikan rujukan tulisan terdaulu, yakni buku Memoar Oei Tjoe Tat, Pembantu Presiden Soekarno. Ada beberapa hal yang saya rasa menarik perlu kita ketahui, agar kita bisa melihat Malaysia secara lebih lengkap.

soekarnoTahukah Anda, sebagai sebuah negara, sejatinya Malaysia tidaklah memiliki kedaulatan penuh. Benar kata Bung Karno, ia tak lebih dari B-O-N-E-K-A…. boneka Inggris. Dalam kalimat yang saya rasa sepadan, bahwa sejatinya, Malaysia bukanlah negara merdeka. Malaysia –seperti halnya negara commonwealth/persemakmuran lain– tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari cengkeraman Inggris.

bakar bendera MalaysiaNegara Malaysia dibentuk di atas sebuah perjanjian antara Inggris dan Malaysia. Pasal VI perjanjian yang ditandatangani di London pada 9 Juli 1963 tertera: Pemerintah Malaysia harus mengizinkan pemerintah Inggris menggunakan haknya dalam meneruskan pemeliharaan pangkalan-pangkalan militer dan fasilitas-fasilitas yang kini dipegang oleh penguasa militer Inggris di Singapura dan pemerintah Malaysia harus mengizinkan pemerintah Inggris mempergunakan pangkalan-pangkalan tersebut jika sewaktu-waktu Inggris perlu.
Selain itu, Malaysia mengizinkan Inggris menyewa tanah selama 999 tahun untuk dijadikan pangkalan militer. Sebagai contoh, Naval Base Sembawang 999 tahun. Kanji juga 999 tahun. Di samping itu, masih banyak tempat lain: Loyang Yurongbukittombok, Mount Faber, dll
. Saya menghitung, jika perjanjian itu ditandatangani tahun 1963, dan berlaku untuk 999 tahun ke depan, itu artinya, Malaysia masih menjadi negara “jajahan” Inggris sampai tahun 2962 Masehi….. Lantas, apa yang mereka banggakan dengan status Malaysia sebagai sebuah negara? Mestinya tidak terlalu bangga. Atau bahkan malu menjadi boneka imperialis. Akan tetapi, jangan-jangan karena status itulah mereka menjadi ekspansionis. Setelah mencaplok Sipadan – Ligitan melalui kemenangan mereka bersengketa dengan Indonesia di Mahkamah Internasional, kini mereka terus menyoal Blok Ambalat. Mereka, dapat saya pastikan, akan terus dan terus memprovokasi Indonesia. Yang paling mudah adalah dengan manuver-manuver armada kapal mereka, baik milik institusi militer ataupun kepolisian. Dan, manakala kita terprovokasi dan menyulut konflik sehingga menjadi sengketa antarnegara, maka persoalan itu tentu akan dibawa ke Mahkamah Internasional di Denhaag, Belanda. Mari kita camkan, siapakah Belanda itu? Belanda adalah sekutu Inggris. Siapakah Inggris? Inggris adalah sang “Pemilik” Malaysia. Semoga, tulisan singkat ini menjadi bahan renungan yang bermanfaat.

moar Pembantu Presiden Sukarno Bernama Oei Tjoe Tat

Buku Memoar Oei Tjoe Tat

Bangsa ini tidak boleh melupakan seorang Tionghoa bernama Oei Tjoe Tat. Pria kelahiran Solo 26 April 1922 ini adalah salah satu pembantu Prsiden Sukarno dalam jabatan Menteri Negara Diperbantukan Presideium Kabinet Kerja periode 1963 – 1966. Sebagai pemuda terdidik, Oei Tjoe Tat memiliki suatu idealisme yang membanggakan. Dia menginginkan Indonesia yang pluralistik, yang tidak membeda-bedakan warga negaranya berdasarkan asal-usul, agama, rasial, budaya, dan pandangan politiknya. Untuk memegang idealismenya, Oei Tjoe Tat harus mengalami perjalalanan hidup yang berliku. Baik semasa menjadi pengacara, ataupun dalam kegiatan selanjutnya, ia mengalami pasang-surut yang tidak mudah guna mewujudkan impiannya tadi. Sarjana Hukum lulusan Recht Hogeschool (RH) (1940 – 1942) dan Univeriteit van Indonesie, Faculteit der Rechtgeleerdheid & van Sociale Wetenschappen di Jakarta ini, memuncaki kariernya sebagai seorang menteri, pembantu Presiden Sukarno. Bisa jadi, kekentalan jiwa dan spirit nasionalisme serta pluralisme itu makin terpupuk saat ia menjalani “wawancara khusus” di Istana Bogor sebelum resmi menjadi menteri. Ia menceritakan betapa Bung Karno bisa sangat misterius bahkan cenderung menakutkan. Seperti pertanyaan pertama yang Bung Karno sampaikan kepada Oei Tjoe Tat, “Mengapa Mr. Oei datang ke sini?” Oei menjelaskan semua alasan, mulai dari telepon pasukan Cakrabirawa yang memintanya menghadap Bung Karno di Istana Bogor, sampai keresahan dan rasa penasarannya yang begitu tinggi karena ia tidak diberitahu duduk soal mengapa dipanggil ke Istana Bogor. Sejumlah pentolan organisasi politik dan tokoh masyarkat yang dekat dengan Bung Karno, tidak satu pun mengetahui ihwal pemanggilan Oei oleh Bung Karno. “Saya panggil Mr. Oei untuk diangkat menjadi Menteri yang akan membantu Presiden dan Presidium (Dr. Subandrio, Dr. Leimena, dan Chaerul Saleh). Bagaimana?” Oei Tjoe Tat menjawab polos, “Mengagetkan, tak perah say impikan dan inginkan.” Rupanya Bung Karno tidak berkenan dengan jawaban itu, sehingga memberondong Oei dengan pertanyaan yang bertujuan menguji loyalitasnya sebagai kader Partindo, ketaatannya kepada Presiden Republik Indonesia dan Pemimpin Besar Revolusi, dan sebagainya, dan sebagainya. Oei Tjoe Tat pun akhirnya menerima baik pengangkatan itu. Apalagi setelah Bung Karno dengan suara berat berkata, “Sayalah yang menentukan kapan Bangsa, Negara, dan Revolusi memerlukan Saudara, bukan Saudara sendiri.”

Pancasila, Ideologi Kelas Dunia

Memprihatinkan, bahwa sebagai ideologi, Pancasila makin pudar dari waktu ke waktu. Alih-alih menentang komunisme, menolak liberalisme, tetapi sejatinya Pancasila itu sendiri sedang dalam proses kemunduran yang dahsyat.

pancasila

Sebagai ideologi, Pancasila telah mencapai posisi puncak pada tanggal 30 September 1960, bersamaan dengan pidato Presiden Sukarno di depan Sidang Umum PBB ke-15. Naskah pidato Bung Karno begitu termasyhur dengan judul megah: “To Build the World Anew”, membangun tatanan dunia yang baru berdasarkan Pancasila. Dalam kesempatan itu, dengan sangat fasihnya, Bung Karno mengupas satu demi satu Pancasila dan penafsiran serta pemaknaannya. Ia juga dengan bangga mengatakan bahwa Pancasila adalah sebuah ideologi alternatif. Pidato Bung Karno telah memukau para pemimpin dunia, dan Pancasila yang dirangkai dari butir-butir manikam warisan bangsa Nusantara, telah merasuk ke dalam sanubari para pemimpin dunia. Ada baiknya, dalam memperingati Kelahiran Pancasila 1 Juni, kita tidak hanya menengok sejarah lahirnya Pancasila, atau menyoal tentang makin tipisnya pamahaman generasi muda terhadap makna ideologi Pancasila. Saya mengajak, kita meluangkan waktu sejenak, baca kembali pidato lahirnya Pancasila yang diucapkan Bung Karno. Kita resapi, dan kita sebarkan sebagai bagian dari upaya melestarikan ideologi bangsa. Sebelum menulis naskah ini, saya sempat men-search “LAHIRNYA PANCASILA” di Mister Google, hasilnya luar biasa. Banyak sekali laman tentang lahirnya Pancasila. Itu artinya, sumber informasi tentang Pancasila sangatlah banyak. Tinggallah kita, berusaha meresapi dan memaknainya dalam tata kehidupan sehari-hari. Termasuk, tentu saja, memilih calon pemimpin bangsa yang concern terhadap ideologi Pancasila Terakhir, Oei Tjoe Tat kembali bikin “perkara” dengan Bung Karno, ketika ia melontarkan pertanyaan, “Apakah nanti sebagai Menteri Republik Indonesia saya sebaiknya mengganti nama, dan apakah Presiden berkenan memilihkan nama baru saya?” Muka Bung Karno sontak merah, dan berkata meledak-ledak, “Wat? Je bent toch een Oosterling? Heb je gen respect meer voor je vader, die je die naam heft gegeven…” (Apa? Kamu kan orang Timur? Apa kamu sudah kehilangan hormat pada ayamu, yang memberi kamu nama itu?” Jawaban Bung Karno ditangkap jelas oleh Oei Tjoe Tat, bahwa Presiden Sukarno bukan rasialis. Sepulang dari Bogor dan menceritakan pertemuannya dengan Bung Karno, istrinya hanya melongo. Di sisi lain, mendengar cerita itu, Partindao dan Baperki (dua organisasi tempat Oei Tjoe Tat berkiprah), merasa puas dan bangga. Begitulah sekelumit buku Memoar Oei Tjoe Tat, Pembangu Presiden Soekarno, terbitan Hasta Mitra. Naskah memoar Oei, disunting oleh Pramoedya Ananta Toer dan Stanley Ai Prasetyo. Pancasila, Ideologi Kelas Dunia

Garuda Pancasila OK

Memprihatinkan, bahwa sebagai ideologi, Pancasila makin pudar dari waktu ke waktu. Alih-alih menentang komunisme, menolak liberalisme, tetapi sejatinya Pancasila itu sendiri sedang dalam proses kemunduran yang dahsyat.

pancasila

Sebagai ideologi, Pancasila telah mencapai posisi puncak pada tanggal 30 September 1960, bersamaan dengan pidato Presiden Sukarno di depan Sidang Umum PBB ke-15. Naskah pidato Bung Karno begitu termasyhur dengan judul megah: “To Build the World Anew”, membangun tatanan dunia yang baru berdasarkan Pancasila. Dalam kesempatan itu, dengan sangat fasihnya, Bung Karno mengupas satu demi satu Pancasila dan penafsiran serta pemaknaannya. Ia juga dengan bangga mengatakan bahwa Pancasila adalah sebuah ideologi alternatif. Pidato Bung Karno telah memukau para pemimpin dunia, dan Pancasila yang dirangkai dari butir-butir manikam warisan bangsa Nusantara, telah merasuk ke dalam sanubari para pemimpin dunia. Ada baiknya, dalam memperingati Kelahiran Pancasila 1 Juni, kita tidak hanya menengok sejarah lahirnya Pancasila, atau menyoal tentang makin tipisnya pamahaman generasi muda terhadap makna ideologi Pancasila. Saya mengajak, kita meluangkan waktu sejenak, baca kembali pidato lahirnya Pancasila yang diucapkan Bung Karno. Kita resapi, dan kita sebarkan sebagai bagian dari upaya melestarikan ideologi bangsa. Sebelum menulis naskah ini, saya sempat men-search “LAHIRNYA PANCASILA” di Mister Google, hasilnya luar biasa. Banyak sekali laman tentang lahirnya Pancasila. Itu artinya, sumber informasi tentang Pancasila sangatlah banyak. Tinggallah kita, berusaha meresapi dan memaknainya dalam tata kehidupan sehari-hari. Termasuk, tentu saja, memilih calon pemimpin bangsa yang concern terhadap ideologi Pancasila

Nyaris Dibantai Nica, Bung Karno Diselamatkan Tentara India

Pasca proklamasi, suasana kian genting. Keterpurukan Jepang dari Sekutu, serta belum adanya perintah menyerah dari Kaisar, membuat serdadu Jepang yang ada di Indonesia frustrasi. Dalam situasi seperti itu, Sekutu kembali mendarat di Bumi Pertiwi, hendak mengoyak-koyak kembali kemerdekaan yang sudah diproklamasikan Bung Karno dan Bung Hatta, atas nama rakyat Indonesia.

SOEKARNO

Syahdan, sebelum Bung Karno dan Bung Hatta akhirnya memutuskan hijrah ke Yogyakarta tahun 1946, sebelumnya telah dipicu oleh sebuah peristiwa upaya pembantaian terhadap Bung Karno oleh para tentara Sekutu gabungan di Jl.Kramat, Jakarta Pusat. Peristiwanya bermula ketika pada suatu hari, Bung Karno hendak mengunjungi dokter pribadinya, Dr. R. Soeharto yang beralamat di Jl. Kramat 128, Jakarta Pusat. Apa lacur, ketika hendak mencapai tujuan, sekelompok tentara Sekutu mencegat mobil Oldsmobile yang membawa Bung Karno. Mereka langsung mengepung dan mengarahkan senapan berbayonet ke arah mobil Sukarno. Senapan itu telah dikokang sebelumnya. Itu berarti, peluru setiap saat bisa dimuntahkan guna membinasakan proklamator kita. Peristiwa itu, sontak menggegerkan masyarakat yang melihatnya. Kabar tersebar begitu cepat, laksana tertiup angin. Salah satu menerima kabar adalah Tabib Sher, seorang tabib asal India yang membuka praktek di Jl. Senen Raya, tak jauh dari Jl. Kramat Raya. Kebetulan, saat kabar diterima, di situ tengah berkumpul para serdadu Sekutu yang beretnis India muslim. Tabib Sher yang memang pro kemerdekaan Indonesia, dan juga pendukung Sukarno, kontan mengajak para serdadu Sekutu India muslim dan sejumlah pejuang, menuju TKP (tempat kejadian perkara). Terjadilah pemandangan sengit, ketika tentara Sekutu India Muslim menodongkan senapannya ke arah rekan tentara Sekutu gabungan Inggris dan Belanda. Tentara Nica Sekutu diperintahkan meletakkan senapan dan mengangkat tangan. Perang mulut tak terhindarkan. Nica semula bersikukuh hendak menghabisi, setidaknya merangsek Bung Karno sebagai “musuh nomor satu” Nica. Tentara Sekutu India Muslim mengokang senapan dan siap berbaku tembak. Ciut nyali serdadu Nica, mereka mundur teratur sambil melontarkan sumpah serapah. Mundurnya Nica, diikuti gerakan serdadu India Muslim dengan tetap menodongkan senapannya. Dr Soeharto yang menyaksikan dari depan rumahnya, segera menghambur menjemput Sukarno, manakala dilihat tentara Nica mundur teratur. Bung Karno segera menuju rumah Dr. Soeharto yang tak jauh dari lokasi kejadian. Setelah situasi mereda, diketahuilah, bahwa tentara-tentara Nica yang jengkel dan kecewa karena digagalkan merangsek Sukarno, melampiaskan amarahnya pada mobil Bung Karno. Kaca dipecah, ban ditusuk bayonet, body dibuat penyok, dan amukan-amukan lain tertuju pada mobil tak berdosa. Adalah Tabib Sher pula yang kemudian menderek mobil Bung Karno, memperbaikinya, dan menyerahkan kembali kepada Bung Karno melalui dr. Darmasetiawan yang waktu itu menjabat Sekjen Kemnterian Penerangan dan berkantor di Jl. Cilacap, Menteng, Jakarta Pusat. Sementara itu, Bung Karno sendiri dikabarkan sudah berada di Yogyakarta

Kamis, 27 Agustus 2009

TERSANGKA KORUPSI BERUBAH STATUS, ???

Diposting oleh Firman Mulyadi

Kejaksaan Negeri Cianjur, Senin kembali memangil Ketua DPD Partai Demokrat (PD) Cianjur HS terkait dugaan kasus korupsi bantuan sosial (Bansos) miliaran rupiah.
HS yang sebelumnya telah disebutkan Kajari Cianjur Hj Amik Mulandari SH, dalam jumpa pers beberapa waktu lalu sebagai tersangka, kembali diperiksa namun sebagai saksi.
Ketika itu Amik menyebutkan selain HS, pihaknya menetapkan Ketua DPC PDIP Cianjur DS, sebagai tersangka Bansos lainnya.
Namun beberapa waktu lalu, DS didampingi kuasa hukumnya Dindin SH mengembalikan kerugian negara sebesar Rp70 juta.
HS yang datang pukul 8.35 WIB didampingi kuasa hukumnya Dindin SH langsung memasuki ruang Kasi Intel Kejari Cianjur di lantai II. Ketua PD Cianjur itu, sempat diperiksa selama empat jam di ruang Kasi Intel. Usai menjalani pemeriksaan HS didampingi beberapa orang staf Intel Kejaksaan, menghindari wartawan yang menunggunya sejak pagi di depan pintu masuk kejaksaan. HS sudah beres diperiksa, barusan pulang lewat pintu belakang, kata Suginyanto Staf Kejaksaan. HS diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan menggelapkan uang negara dengan cara tidak menyampaikan Bansos sesuai dengan nilai yang diterima pihak yang mengajukan proposal. Permohonan proposal sebagian besar untuk sarana peribadatan tersebut meminta pertolongan kepada pada Ketua Partai Demokrat Cianjur. Informasi berhasil dihimpun dari bagian Pidsus, sebagian besar saksi menyebutkan hanya menerima bantuan sosial antara Rp2 juta hingga Rp5 juta yang diambil dari APBD Cianjur 2008 itu.
Sedangkan bantuan yang sebenarnya mereka dapatkan mencapai Rp50 juta dari masing-masing proposal. Kami sudah memeriksa saksi-saksi terkait dugaan korupsi ini. Sedangkan HS diperiksa di ruang Intel, kata Staf Pidsus. Sedangkan Kasi Intel Rahmawan H Widodo, awalnya menolak berkomentar seputar pemeriksaan tersebut pada wartawan, namun kemudian bersedia memberikan keterangan. HS diperiksa sebagai saksi untuk kasus lain. Sedangkan tuduhan sebagai tersangka belum keluar, katanya.
Dinilai lamban
Berbagai kalangan di Cianjur, Jawa Barat, menilai Kejaksaan Negeri (Kejari) Cianjur lamban dan terkesan tidak konsisten dalam menangani kasus dugaan korupsi dana bantuan sosial (Bansos). Namun, Kasi Intel Kejari Cianjur Rahmawan H Widodo SH di Cianjur, Senin, membantah pihaknya tidak konsisten dan terkesan akan mempetieskan kasus tersebut. Ia sempat menolak ketika dimintai keterangan seputar pemeriksaan terhadap Ketua DPD Partai Demokrat Cianjur HS yang berubah status dari tersangka menjadi saksi. Saya harus tanya ibu dahulu (Kajari.red), takut salah. Tapi yang pasti kami tidak akan berhenti sampai di sini dalam menangani kasus bansos ini, katanya seperti dilasnir. Sementara itu, pemanggilan terhadap Heri Sukirman yang sejak jauh hari telah ditetapkan sebagai tersangka berubah status menjadi saksi, menjadi sorotan.
Ini prestasi yang sangat baik, yang telah dilakukan Kejari Cianjur. Namun kami dari BEM UNSUR tidak terkejut dengan hal ini, namun kami berharap agar kasus korupsi di Cianjur tidak di peti es kan, agar tegaknya supremasi hukum di Cianjur. Namun memang sangat janggal pernyataan yang dikeluarkan Kasi Intel Rahmawan yang menyebutkan izin tersangka Heri belum keluar, sedangkan jauh hari HS telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus bansos.

Sabtu, 18 Juli 2009

MU dipastikan Gagal bermain dengan Indonesia All Stars

Diposting oleh Firman Mulyadi

BOM meledak lagi di bumi pertiwi. Tepatnya di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton hotel, dimana menurut rencana hotel tersebut akan di gunakan untuk tempat menginap Kesebelasan MU yang di rencanakan akan bertanding dengan Indonesia All Stars pada tanggal 20 July nanti. Namun apa di kata di saat masyarakat Indonesia akan di suguhkan pada hiburan setelah melepas penat dengan pesta demokrasi Pileg dan Pilpres ternyata harus di terganggu karena peristiwa bom tersebut. Pemerintah mulai lengah sehingga peledakan BOM ini terjadi, mungkin mereka terlalu terbuai dengan Eufhoria kemenangan atas PILPRES, sehingga merasa telah berhasil, namun belum juga presiden hasil pemilihan langsung di lantik telah terjadi peledakan BOM di kawasan Mega Kuningan. Apa yang di inginkan oleh pelaku ?. Entahlah, tapi, Seperti yang diberitakan situs Resmi Manchester United, Dikarenakan Hotel tempat mereka menginap di Jakarta terkena ledakan BOM, maka mereka tidak bisa singgah ke Indonesia dalam Tour Asia MU 2009. Panitia mengalami kerugian kisaran 30 M karena persiapan laga tersebut. Selain kerugian materi, yang tak ternilai adalah tentu kerugian Inmateril, yaitu citra negara kita akan tercoreng kembali dengan aksi BOM tersebut. Namun yang lebih bijak sekarang yang harus dilakukan oleh pemerintah selain segera menangkap pelaku dan otak BOM tersebut, adalah segera melakukan evaluasi, evakuasi terhadap para korban peledakan bom tersebut. Para supporter 2 kesebelasan mengakui penyeselannya terhadap pembatalan laga persahabatan tersebut karena bom yang terjadi jumat pagi tersebut. Namun apa hendak di kata pertandingan harus di batalkan dengan alasan keamanan.
MU bisa tetap main dengan TIMNAS namun harus di Malaysia

MU sebenarnya bisa saja laga pertandingan dengan Indonesia All Star tidak di gagalkan, namun mereka menginginkan kalau pertandingan dilaksanakan di Kuala Lumpur Malaysia. Namun tentu ini sangat berat bagi PSSI, karena bukan masalah pertandingan saja, namun ini masalah citra bangsa kita. Kemungkinan besar PSSI akan menolak tawaran yang diberikan pihak MU tersebut. Namun dalam konpresi persnya pihak MU juga merasa kecewa tidak bisa hadir dan bermain dengan Indonesia All Stars, mereka mengucapkan terima kasih atas apresiasi bangsa Indonesia atas kehadiran MU ke Indonesia kemarin.

Nonton bareng MU vs INA di UNSUR BATAL

Efek dari pembatalan pertandingan tersebut berbuntut pula pada gagalnya acara nonton bareng antara MU dan Indonesia All Stars di Unsur Cianjur. Dalam rencana acara nonton bareng tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 20 july 2009 dan juga ada game-game yang menarik dan acara Music Accoustik yang bertempat di depan post satpam FKIP Unsur Cianjur. Apa dikata semua acara batal karena peristiwa bom tersebut. Maka dari itu kami dari BEM-KM Universitas Suryakancana Cianjur mengecam pemboman di Mega Kuningan tersebut, apapun alasannya.

Kamis, 16 Juli 2009

KAJARI Cianjur ragukan kekuatan hukum Surat Edaran MA no. 9 tahun 2009

Diposting oleh Firman Mulyadi

Ketika mahasiswa melakukan audiensi ke pihak KAJARI Cianjur, yang menjadi alasan utama mereka belum melakukan penahanan adalah karena belum di perolehnya surat izin dari Gubernur, padahal telah ada Surat Edaran MA no. 9 tahun 2009 tentang Petunjuk Izin Penyidikan Terhadap Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan Anggota DPRD. Namun kami dari mahasiswa sengaja pura-pura tidak mengetahui tentang adanya surat edaran MA tersebut. Kemudian ketika aksi, baru kami tunjukan surat Edaran MA tersebut. Alasan kenapa KAJARI Cianjur tidak menggunakan Surat edaran MA no.9 tahun 2009 menurut Kasi Intel karena ada UU yang lebih tinggi derajatnya di banding surat edaran MA, artinya KAJARI Cianjur telah meragukan kekuatan hukum dari Surat Edaran MA no.9 tahun 2009 tersebut. Namun semua itu hanya alasan saja. berikut adalah video dari pernyataan pihak KAJARI tentang surat edaran MA tersebut.

BOM MELEDAK LAGI DI BUMI PERTIWI

Diposting oleh Firman Mulyadi

Marah, sedih, kutukan, sumpah serapah mungkin itulah yang ada di hati seluruh warga negara Indonesia yang menginginkan kedamaian. Ada apa lagi ini ???. Saya rasa itu adalah pertanyaan yang tepat untuk keadaan sekarang, tepatnya hari jumat, tanggal 17 July 2009 telah terjadi ledakan BOM lagi di JW Marriot dan Ritz Carton sekitar pukul 07.46 waktu setempat.
Ada indikasi apakah bom meledak ini, apakah bom ini merupakan serangan pertama terhadap Presiden SBY yang di kemungkinan besar akan terpilih kembali menjadi presiden periode 2009-2014. Dalam ledakan tersebut di sebutkan ada 9 korban tewas dan 54 luka berat karena ledakan BOM tersebut.
Siapakah yang akan di kambing hitamkan dalam kejadian ini, pihak aparat penegak hukum di harapkan dapat segera mengusut tuntas kasus peledakan ini secepatnya. Jangan sampai ini menjadi blunder bagi pemerintahan sekarang. Apakah peristiwa ledakan ini berhubungan dengan politik????? haruskah masyarakat yang akan di hibur dengan adanya pertandingan antara MU vs All Star Indonesia setelah di pusingkan dengan proses politik PILEG dan PILPRES harus menjadi korban ?. COBALAH KALIAN SEMUA BERPIKIR SEHARI SAJA UNTUK JADI SEORANG NEGARAWAN. Kami lelah melihat kekerasan yang terjadi yang ada di bumi pertiwi ini. Siapa pun pelakunya, apapun alasannya, mereka harus di hukum yang seberat-beratnya atas perbuatan yang dilakukannya. Doa kami untuk bangsa, semoga kekerasan ini akan segera cepat berakhir.

KETUA BIN, KAPOLRI, & MENKOPOLKAM harus diminta pertanggung jawaban akan kasus tersebut.

BIN, dan KAPOLRI
pernah mengatakan bahwa pra/pasca PILPRES Indonesia akan aman, namun pada kenyataanya mana??? Apakah kita sudah terjebak dalam eufhoria karena kemenangan pilpres kemarin. Panglima TNI dan BIN, KAPOLRI, MENKOPOLKAM telah merasa bangga bahwa pemilu terlaksana dengan damai. Namun belum juga kita melantik presiden hasil pemilihan rakyat, kita sudah di tampar oleh peristiwa BOM lagi.

Dimana kehebatan INTELEGEN kita ????

Salahkah apabila masyarakat mempertanyakan kinerja BIN kita ??? Bagaimana intelegen kita bisa kecolongan lagi akan peristiwa ini. Namun yang terpenting yang harus dilakukan sekarang adalah segera evakuasi para korban, dan berikan rasa keamanan kepada masyarakat. Kepada para pejabat pemerintah, hati-hati dalam memberi komentar dalam kejadian ini. Karena segala kemungkinan bisa terjadi. Semoga bangsa kita tidak di porak-poranda oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Amiiinnnn


Aksi unjuk rasa ratusan massa gabungan mahasiswa, ormas islam, dan LSM di Kab. Cianjur mendesak kejaksaan menuntaskan kasus dugaan penyimpangan dana bantuan sosial (bansos), Senin (15/6) diwarnai kericuhan. Selain itu massa juga sempat melakukan aksi memblokir ruas Jalan Raya DR Muwardi (by pass), tepatnya jalur jalan di depan Kantor Kejaksaan Negeri Cianjur.

Rombongan massa yang merupakan gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Suryakancana (Unsur) tiba di depan gerbang kantor kejaksaan, Senin sekitar pukul 10.30 WIB. Mereka datang sambil membawa atribut, dan sejumlah poster bertulisan hujatan serta desakan menyikapi dugaan penyimpangan dana bansos yang diduga melibatkan oknum anggota DPRD.

Orasipun bergantian dilakukan, di depan pintu gerbang. Para pengunjuk rasa menolak masuk halaman kantor, mereka meminta agar pihak kejaksaan keluar menerima mereka didepan gerbang. Sedangkan petugas kepolisian melakukan penjagaan di pintu masuk bangunan kantor. Ketika orasi berlangsung, beberapa mahasiswa membuat tulisan "Usut Tuntas Kasus Korupsi", dan "Tegakkan Supremasi hukum Di Cianjur" menggunakan cat seprot warna merah.

Dalam orasinya pengunjuk rasa Kajari Cianjur segera mengusut tuntas, dan memeriksa pihak terkait baik eksekutif maupun legislatif yang terlibat dalam korupsi dana Bansos tanpa tebang pilih. Kemudian menegakkan supremasi hukum dengan menahan dan mengadili dalang pelaku hingga ke akar akarnya.

Mereka juga menegaskan untuk memanggil oknum anggota dewan tidak perlu ijin gubernur karena sudah ada surat edaran Mahkamah Agung no 9 tahun 2009 tentang petunjuk ijin penyidikan Kepala daerah/wakil kepala daerah dan anggota DPRD tanpa memerlukan ijin presiden atau gubernur.

KAJARI CIANJUR RAGUKAN KEKUATAN HUKUM SURAT EDARAN MA NO. 9 tahun 2009 tentang petunjuk penahanan para anggota DPD/DPR/DPRD kota.

ketika mahasiswa melakukan audiensi ke pihak KAJARI Cianjur, yang menjadi alasan utama mereka belum melakukan penahanan adalah karena belum di perolehnya surat izin dari Gubernur, padahal telah ada Surat Edaran MA no. 9 tahun 2009. Namun kami dari mahasiswa sengaja pura-pura tidak mengetahui tentang adanya surat edaran MA tersebut. Kemudian ketika aksi baru kami tunjukan surat Edaran MA tersebut. Alasan kenapa KAJARI Cianjur tidak menggunakan Surat edaran MA no.9 tahun 2009 menurut Kasi Intel karena ada UU yang lebih tinggi derajatnya di banding surat edaran MA, artinya KAJARI Cianjur telah meragukan keabsahan dari Surat Edaran MA no.9 tahun 2009 tersebut





Senin, 11 Mei 2009

SBP DITANGKAP LAGI,,CIRI KEMUNDURAN DEMOKRASI KITA MUNDUR 2 LANGKAH LAGI

Diposting oleh Firman Mulyadi

Hanya setengah jam setelah membuka kongres nasional golongan putih di Hotel Satya Graha, hari ini, Sri Bintang Pamungkas, ketua penyelenggara kongres ditangkap polisi. Tak hanya Bintang, hampir seluruh peserta digelandang ke dalam truk dan dibawa ke Kantor Polisi Kota Besar Yogyakarta, bahkan saya sendiri pun yang di undang oleh SBP melalui SMS hampir di tangkap bersama rekan saya, hanya saja saya tidak ditangkap karena saya tenang saja ketika terjadi pembubaran paksa kongres ini.

Adu mulut sempat terjadi antara Bintang dan polisi sebelum akhirnya aparat membubarkan secara paksa Kongres Nasional Golongan Putih tersebut. “”Surat tanda terima pemberitahuannya mana,” kata Kepala Polisi Kota Besar Yogyakarta, Komisaris Besar Agus Sukamso yang memimpin langsung penangkapan ini.

Sri Bintang, Ketua Umum Partai Uni Demokrasi Indonesia (PUDI) lantas menunjukan surat tanda terima dengan cap sekretaris Mabes Polri. “Ada hitam di atas putih soal ijin ini, ini hak asasi kami,” kata Bintang yang mengenakan batik warna coklat dengan nada tinggi. Tapi polisi tak mau menerima alasan Bintang. Setelah adu mulut sekitar 10 menit, polisi segera membubarkan acara.

Ini kemunduran dalam demokrasi menurut saya,, dimana acara seperti itu bisa di bubarkan secara paksa oleh aparat, padahal tidak ada perbuatan melanggar hukum disana. Dalam acara tersebut mas Bintang juga memberikan solusi-solusi untuk Indonesia ini tentang masalah golput ini. Mas Bintang pun mengkritisi harusnya elite politik sadar diri kenapa angka golput menjadi pemenang PEMILU. partai Demokrat yang menjadi pemenang PEMILU hanya meraih sekitar kurang lebih 21 % suara saja. Tapi angka golput yang tadi di sampaikan pada hari Selasa tanggal 12 Mei 2009 di salah satu TV swasta hampir mencapai angka 40 %. Artinya Demokrat menang di atas ke tidak sempurnaan.

Kita mundur lagi 2 langkah ke rezim orde baru. dimana pemikiran-pemikiran kita di batasi oleh pemerintah melalui rezim militer.

Praperadilan adalah langkah yang harus diambil SBP terhadap pembubaran acara tersebut, karena sangat tidak beralasan. Mengadakan acara seperti itu tidak harus meminta ijin dari kepolisian, tapi hanya memberitahukan. itu sudah di atur dalam UU mengeluarkan pendapat, dan kebebasan dalam berserikat.

Tapi penguasa bisa memakai cara apa saja untuk memberangus pemikiran-pemikiran yang bisa membahayakan posisinya, apalagi ini moment mencari RI 1


Sabtu, 28 Maret 2009

SBY. Presiden yang tak di restui oleh alam Indonesia

Diposting oleh Firman Mulyadi


oleh Firman Mulyadi
( Ketua BEM-KM Universitas Suryakanca Cianjur)

Ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipercaya rakyat menjadi presiden RI keenam, ia langsung mendapat ujian maha dahsyat. Tak tanggung-tanggung, bencana alam yang mengakibatkan tsunamai dan menelan korban jiwa ratusan ribu orang, terjadi di Aceh. Provinsi paling Barat Indonesia itu, luluh lantah. Tak dapat dihitung lagi berapa nilai rupiah akibat bencana tersebut. Yang pasti, inilah ujian pertama ketika pemerintahan SBY terbentuk. Seluruh dunia kemudian mengenal Indonesia. Aceh adalah ujian pertama bagi pemerintahan SBY. Ketika belum hilang kepedihan hati akibat tsunami di Aceh, tak lama kemudian disusul gempa yang juga maha dahsyat di Yogyakarta. Tak kurang ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal dan puluhan ribu orang kehilangan nyawa. Belum berakhir penderitaan di Yogyakarta, kasus yang sama seperti juga terjadi di kawasan Pangandaran Jawa Barat. Ratusan orang meninggal, dan puluhan ribu orang kehilangan rumah. Sejak peristiwa itu, alampun tampak semakin tak bersahabat. Sejumlah gunung mulai batuk-batu, susulan gempa seakan tak hendak berhenti. Gempa pun silih berganti mulai dari Papua, Maluku, Halmahera,. Bahkan Lampung, bahkan ibukota Jakarta juga tak luput dari gempa. Akibat dari semua renteten itu lebih dari 2 juta orang meninggal dunia. Sementara kerugian ditaksir tak kurang dari 10 x anggaran APBN. Ujian memang belum berakhir. Hanya dalam hitungan jam menyusul gempa di Jambi, sehingga kondisi ini menjadi perhatian seluruh dunia. Belum diketahui secara resmi data korban dari bencana terakhir tersebut. Tapi inilah ujian yang diberikan Tuhan saat kita menyambut awal bulan suci Ramadhan. Sesungguhnya, apa yang terjadi terhadap alam, adalah kehendak Tuhan, ataukah memang SBY adalah presiden yang tak direstui oleh alam ? Tak ada satupun manusia yang dapat menolak atau meminta. Sebab Tuhan punya kehendak lain terhadap apa yang diberikan kepada kita. Boleh jadi, inilah ujian sekaligus peringatan bagi kita semua. Hanya saja, ujian ini muncul di era pemerintahan SBY. Namun begitu, tidaklah berarti ini adalah bala, atau disebutkan sebagai alam yang tak menghendaki SBY jadi presiden. Tidak adil juga rasanya kalau kita menyebut, atau mengamini istilah miring yang diberikan kepada SBY. Sejak muncul bencana alam, nama SBY sering diplesetkan sebagai “Susilo Nyudho Nyowo”. Kita semua harusnya menjadi orang-orang yang legowo, jangan melemparkan kesalahan atau peristiwa kepada seseorang. Sikap legowo ini menjadi penting supaya kita tetap menjadi panutan orang lain. Karenanya, marilah kita sama-sama memahami, melihat jati diri masing-masing dan mari kita sama-sama merenungkan diri, apa makna ujian yang diberikan Tuhan di era pemerintahan SBY ???

Ketika pemerintahan awall SBY di sambut dengan Tsunami di Aceh, kini penutupan pemerintahan SBY di sambut kembali dengan jebolnya tanggul Situ gintung, tak kurang dari 56 orang tewas. Kenapa dalam pemerintahan SBY ini begitu banyak bencana alam yang terjadi???? Benarkah kalau SBY tidak direstui oleh alam Indonesia sehingga begitu banyak bencana??. Wallahualam.

Tapi bagaimana kalau kita berfikir, andaikan dalam pemerintahan SBY ini tidak di uji dengan berbagai bencana alam?? Sukseskah pemerintahan SBY???????????

Selasa, 17 Februari 2009

Kritik terhadap Politik Monarki dalam negara Demokrasi

Diposting oleh Firman Mulyadi


Indonesia ialah negara yang menganut sistem Demokrasi pancasila. Dimana setiap 5 tahun sekali diatur dalam konstitusi untuk memilih pemimpin. Baik dalam skala Nasional, Regional, maupun lokal. Namun apabila kita berkaca pada sejarah masa lalu, selalu ada pencederaan nilai-nilai demokrasi oleh para pemimpin kita. Bagaimana kita tahu ketika sang Proklamator kita bermaksud mengangkat dirinya menjadi Presiden seumur hidup, dan mulai mencetuskan ide demokrasi terpimpin, maka dari sinilah dimulai hegemoni akan kekuasaan sangat besar oleh pemimpin kita.
Kemudian ketika rezim ORBA, bagaimana dinasti rezim keluarga cendana menguasai Republik ini dari segala aspek. Selama 32 tahun memimpin orba sangat berkuasa dengan adanya dukungan dari militer melalui Dwi Fungsi ABRI. Seperti kita ketahui ABRI mempunyai peranan yang sangat kuat di negara ini. Hal ini terlihat dengan adanya Fraksi ABRI di DPR/MPR. Ketika itu para pemimpin daerah ( Gubrnur, Bupati/walikota ) banyak dari kalangan ABRI.

Sayangnya contoh yang di atas ini pun agak mulai ditiru oleh pemimpin kita sekarang ini. Bagaimana politik monarki ini digunakan dalam roda pemerintahan di kota kita tercinta ini. Seperti yang kita ketahui, bahwa seorang putra mahkota menguasai posisi-posisi strategis yang ada di pemerintahan. Ditambah Permaisuri kerajaan yang mengkooptasi aspek-aspek strategis dalam pengambilan keputusan ketika sang Kaisar akan mengambil/menentukan suatu kebijakan.

Celakanya badan pengontrol pemerintahan yang di beri wewenag penuh oleh UU untuk mengawal jalannya pemerintahan tidak dapat berbuat banyak untuk mengawal jalannya pemerintahan sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-undang. Kenapa di negara demokrasi masih menggunakan politik monarki ????? Sebenarnya negara kita adalah bangsa yang melupakan sejarah. Karena apabila kita melihat sejarah, negara kita berasal dari berbagai kerajaan, namun oleh Sang Proklamator negara kita menganut sistem Negara Demokrasi Pancasila. Kalau Politik Monarki ini terus dijalankan dalam sistem negara yang demokrasi, bagaimana jadinya????. tapi Untung negara kita tidak menganut sistem negara yang monarki, karena apabila terjadi kelaliman sang kaisar dalam negara yang menganut sistem politik monarki, maka untuk menghentikan rezim sang kaisar tersebut harus dilaksanakan sarat dengan darah dan pembantaian seluruh anggota keluarga kerajaan. Namun karena kita melenyapkan seluruh anggota keluarga kerajaan tersebut. Namun apabila negara yang menganut sistem negara demokrasi, maka apabila terjadi kelaliman dalam roda pemerintahan, maka kita tinggal menunggu 5 tahun selanjutnya, kemudian yah jangan dipilih lagi. Bagaimana dengan dikota tercinta ini????? Ataukah kita harus menunggu sisa waktu supaya sang kaisar berakhir jabatannya???

Saya tidak mengerti kenapa politik monarki masih di gunakan dalam sistem negara demokrasi ini????????